
PROFIL DAN SEJARAH SEJARAH DESA ADIKARSO
PROFIL DAN SEJARAH SEJARAH DESA ADIKARSO
A. Profil Desa Adikarso
1. Keadaan Geografis
a. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Tamanwinangun Kec. Kebumen
Sebelah Timur : Selang – Jatisari Kec. Kebumen
Sebelah Selatan : Depokrejo Kec. Kebumen
Sebelah Barat : Tamanwinangun Kec. Kebumen
b. Lokasi Desa
Jarak Desa ke Ibu Kota Kecamatan : 3,4 km
Jarak Desa ke Ibu Kota Kabupaten : 2,6 km
Jarak Desa ke Ibu Kota Propinsi : 153 km
Transportasi dari dan ke Desa : 8 menit
c. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa : 133 ha
Terdiri dari
Sawah : 82 ha
Tegalan : 9 ha
Pekarangan : 34
Jalan, Sungai, Kuburan dll : 8
d. Populasi ternak
Sapi : 8 ekor
Kambing : 92 ekor
e. Bentuk Permukaan Tanah merupakan dataran rendah
f. Produktifitas tanah termasuk subur
g. Curah hujan rata rata : 476 mm
h. Temperatur rata rata : 29 C
2. Keadaan Geografis
a. Penduduk menurut jenis kelamin
Laki – laki : 2.105 orang
Perempuan : 2.010 orang
Jumlah Penduduk : 4.115 orang
Jumlah Kepala Keluarga : 1.309 orang
b. Mata Pencaharian
Belum/tidak bekerja |
: 806 orang |
Aparatur Pejabat Negara |
: 90 orang |
Tenaga Pengajar |
: 76 orang |
Wiraswasta |
: 1,635 orang |
Pertanian dan Peternakan |
: 36 orang |
Pelajar dan Mahasiswa |
: 804 orang |
Tenaga Kesehatan |
: 15 orang |
Pensiunan |
: 56 orang |
c. Pemerintahan Desa
a. Struktur Pemerintahan
1. BPD sebagai Lembaga tertinggi desa
2. Kepala Desa sebagai pimpinan yang meliputi Sekretaris Desa dan Kepala Seksi, Kepala Urusan dan Kadus
3. Sekretaris Desa dibantu 3 Kaur yaitu Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum, Kepala Urusan Keuangan dan Kepala Urusan Perencaan.
b. Pembagian Dusun/Dukuh
Desa Adikarso terdiri atas 5 Dusun/Dukuh
1. Dusun Kedompon / RW 1
Terdiri dari 1 RW dan 3 RT
2. Dusun Kayuapu / RW 2
Terdiri dari 1 RW dan 3 RT
3. Dusun Gentan / RW 3
Terdiri dari 1 RW dan 4 RT
4. Dusun Keputihan / RW 4
Terdiri dari 1 RW dan 2 RT
5. Dusun Ketraman / RW 5
Terdiri dari 1 RW dan 4 RT
c. Lembaga – Lembaga yang di Desa :
1. BPD
2. LKMD
3. RW
4. RT
5. PKK
6. KARANGTARUNA
7. LINMAS
2. Sejarah Desa Adikarso
Desa Adikarso merupakan salah satu dari 29 Desa di wilayah Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen, yang terletak 3,5 Km kearah tenggara dari Kota Kebumen. Desa Adikarso mempunyai luas wilayah seluas 133,5 Ha hektar dan Kondisi Ekonomi Desa Adikarso mayoritas adalah bermata pencarian buruh sebanyak 295 (23.30 %), petani 561 (44,31 %) dari total yang bekerja sebanyak 1266 (100%)
Adikarso merupakan salah satu desa di Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Adikarso memiliki arti menurut estimologi berasal dari Kata Adi dan karsa. Adi memiliki arti Niat dan karsa memiliki arti baik ,jadi nama Desa Adikarso secara estimologi memiliki arti niat atau kehendak yang baik.
Kata adikarso berasal sejarah Raden Aminggati dan Amonggati yang memiliki niat baik untuk babat alas membuka desa Adikarso yang dulunya berasal dari hutan belantara. Dengan hadirnya Raden Aminggati dan Amonggati lahirlah desa Adikarso yang sampai saat ini makam Raden Aminggati dan Amonggati masih terawat dengan baik bahkan dalam proses perawatan makam Raden Aminggati dan Amonggati menjadi sebuah tradisi di desa Adikarso, yaitu tradisi yang dikenal dengan tradisi krapyak.
Krapyak adalah sebuah tradisi membuat pagar dari bambu bersama sama yang ada di wilayah Dusun Gentan dan Ketraman Desa Adikarso. tradisi ini sudah berjalan turun temurun. Setiap 2 tahun sekali tepatnya bulan Suro, masyarakat desa Adikarso khususnya warga Dukuh Gentan, Keputihan dan Ketraman melaksanakan tradisi Krapyak.
Sebelum dilakukan krapyak, sehari sebelumnya para bapak bapak memotong 3 ekor kambing untuk dibuat gule kambing, masyarakat secara bergotong royong membuat walimahan, dan kue khas ketan. Kemudian di pagi hari sebelum warga bergotong royong membuat pagar bambu (gethek), kepala desa beserta perangkat, ulama, tokoh masyarakat, sesepuh desa melakukian ritual dengan membaca kalimat tahlil di makam Simbah Amonggati, Simbah Amenggati dan simbah Wargantaka dilanjutkan dengan pembongkaran gethek (pagar bambu) bersama sama.
Pembuatan gethek (pagar bambu) pun segera dimulai, warga masyarakat tanpa harus diperintah sudah menempatkan diri masing masing sesuai dengan kebiasaan karena pembuatan gethek betul betul harus cermat dan tidak boleh ada anyaman yang salah susunannya, sehingga kalau yang belum terbiasa akan berakibat pada tidak bisa dipasangnya gethek dan harus diulang lagi.
Bahan bakunya pun seperti bambu harus pakai bambu wulung dan tidak boleh menggunakan paku u yang dibuat dari bambu wulung. Selain proses pembuatannya pun harus benar-benar cermat dan teliti, anyaman juga harus berwujud antara hitam dan putih. Karena ada makna yang terkandung dalam anyaman hitam dan putih. Kalau anyaman yang berlatar hitam bermakna kebijaksanaan dan anyaman yang berlatar putih bermakna keberanian.